Filosofi Kehidupan Dalam Kaulinan Tradisional Yang Ga Pernah Kita Sangka Sebelumnya

Dalem Bangettt!

Bisa Bikin Kamu Merinding 

Mungkin saat ini Teman PALA sudah menyadari kalau semua aspek yang ada di kehidupan ini pastinya mengandung filosofi yang kadang ga mudah untuk ditangkap oleh nalar. Nah, seperti halnya kehidupan itu sendiri, ternyata oh ternyata permainan tradisional yang sering kita mainkan waktu kecil sepulang sekolah bareng teman – teman juga mengandung filosofi yang sangat dalam. Filosofi yang ga kita sadari uda ngajarin kita untuk bertindak lebih baik saat kita dewasa nanti. Filosofi yang sadar atau kita tidak kita sadari sudah mempengaruhi kita dalam tindakan kita saat ini. Biar ga penasaran apa saja kaulinan yang mengandung filosofi tersebut,  yuk kita simak PALAZine Vol. 6 kali ini! 

1) Engklek

Sumber gambar : kompas.com

Permainan ini biasanya kita mainkan di ruang terbuka supaya lebih leluasa. Engklek ini biasanya dimainkan dengan cara menggambar kotak-kotak yang diberi angka. Biasanya sih, kotak-kotak digambar dengan menggunakan kapur atau batu bata seadanya, alias yang penting gambar kotak dan angkanya jelas. Nah, setelah itu, para pemainnya harus melewati kotak-kotak tadi secara bertahap dengan menggunakan satu kaki. Iyap, kaki yang satunya diangkat, dan ga boleh nyentuh garis yang udah di gambar tadi. Jadi, pemainnya harus memainkannya dengan cara melompat-lompat.

Nah, filosofi dari permainan ini adalah untuk ngajarin kita untuk melakukan suatu pekerjaan secara bertahap. Baik itu saat membangun rumah, atau saat kita ingin mencapai suatu prestasi atau cita – cita. Permainan ini juga ngajarin kita jika ingin mencapai suatu kekuasaan, kita ga boleh melanggar aturan yang sudah ditetapkan.

Relate banget kan, sama kehidupan yang ada sekarang?

2) Congklak

Sumber Gambar : Nasional Tempo

Permainan yang satu ini dimainkan dengan menggunakan papan dan biji congklak. Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang.Nah, masing-masing dari pemainnya itu punya “rumah”. Bukan rumah beneran, ya. Tapi “rumah” di permainan congklak ini berupa satu baris papan yang terdiri dari tujuh lubang dan satu “rumah utama” berupa lubang besar. Filosofi dari permainan ini cukup menarik dan mendalam, loh!

Tujuh lubang yang ada di papan congkaknya itu menggambarkan tujuh variasi hari yang ada dalam satu minggu. Begitu juga dengan jumlah biji congklak di setiap lubangnya, yapps tujuh biji. Itu berarti, setiap orang memiliki waktu yang sama dalam setiap minggu, yaitu tujuh hari.

Lalu, ketika pemain mengambil biji congklak di satu lubang dan mengisinya di lubang-lubang berikutnya, itu berarti bahwa setiap hari yang kita jalani dan kita tinggali itu akan berpengaruh pada hari-hari selanjutnya. Itu juga berarti apa yang kita lakukan setiap harinya akan menentukan apa yang terjadi di masa depan kita. Kemudian, saat kita mengambil biji congklak satu per satu tanpa ada penundaan, itu mengartikan bahwa kita harus tulus dalam mengisi hidup kita, satu demi satu, sedikit demi sedikit, asalkan kita menjalaninya dengan tulus. Uwu banget ga tuh, filosofinya?

Eits, masih ada lagi! Biji-biji di lubang utama papan congklak juga mengajarkan kita untuk memiliki tabungan finansial. Permainan ini juga mengajarkan bahwa jika kita memiliki kekayaan, kita akan membagi kekayaan tersebut untuk keinginan pribadi kita satu demi satu, dan ketika ada kekayaan (biji congklak) yang berlebih, kita akan membaginya dengan saudara, tetangga, dan orang lain dengan menempatkan satu biji congklak di setiap lubang milik teman kita. Jadi, bisa kita simpulkan nih, permainan congklak ini ngajarin kita untuk jadi anak yang ‘rajin menabung dan tidak sombong’

Gimana? Menarik dan mendalam banget, ga sihh, filosofi dari permainan yang satu ini?

3) Lompat Tali atau Karet

Sumber gambar : hipwee.com

Permainan ini biasa beramai – ramai dimainkan sama anak perempuan, pulang sekolah di lapangan, masih pake seragam, hihi. Teman PALA ada yang ngalamin itu masa-masa itu ga?  Lompat tali atau karet ini dimainkan dengan cara ada dua orang pemain yang tugasnya megang setiap ujung tali/karet, dan sisanya akan melompati tali tersebut dengan aturan-aturan yang ada. Makin lama, aturan dan rintangan dalam permainannya akan terus bertambah dan makin tinggi tingkat kesulitannya.

Nah, dari permainan ini, kita diajarin bahwa semakin kita tumbuh, maka rintangan yang akan kita hadapi akan semakin banyak dan kita harus berusaha melewatinya sebaik mungkin agar kita bisa menjadi pemenangnya.

Filosofinya beneran kita rasain pas kita udah beranjak dewasa gini, ya..

4) Galasin atau Gobak Sodor

Sumber gambar : Wowkeren.com

Galasin atau mungkin ada Teman PALA yang nyebutnya “Gobak Sodor”. Ini merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim. Aturannya,  jadi ada satu tim yang tugasnya mencegah anggota tim lain yang mau ngelewatin mereka. Biasanya nih, anggota tim ‘penghalang’ akan menghalangi tim lawannya dengan merentangkan tangan mereka, jika tim lawannya “kena” alias terkena sentuhan tangan dari tim ‘penghalang’, maka anggota tersebut gugur, kalau Bahasa Sundanya sih “lasut”. Permainan ini ngajarin kita tentang kerja sama tim dalam mencapai suatu tujuan bersama. Anggota tim harus bisa saling mendukung dalam melewati rintangan yang ada. Permainan ini juga mengajari kita bahwa jika ada pintu yang tertutup, pasti ada pintu lain yang terbuka.

Ternyata permainan se-seru itu, filosofinya mantep juga, yah?

5) Petak Umpet

Sumber gambar : indozone

Kayaknya sih, hampir semua Teman PALA pernah memainkan permainan ini, deh. Di permainan ini, ada satu orang yang tugasnya jadi “ucing” atau “penjaga”. “Ucing” atau “penjaga” ini wajib menutup matanya sambil berhitung sebanyak hitungan yang udah ditentuin. Sambil “sang penjaga” berhitung dan menutup mata,  pemain lainnya nyari tempat untuk sembunyi atau ngumpet. 

Siapa sangka ternyata filosofi dari permainan petak umpet ini adalah tentang kehidupan di dunia dan kehidupan setelah kematian, loh! Orang-orang yang sedang bermain dan mencari tempat persembunyian itu ibarat orang yang lagi hidup di dunia. Selanjutnya, Saat mereka ditemuin sama “sang penjaga”nya, itu menggambarkan bahwa mereka udah dipanggil oleh Tuhan untuk berpulang. Sambil nunggu giliran teman-temannya ditemukan oleh “sang penjaga”, mereka menyaksikan semuanya, dan itu diibaratkan sebagai mereka yang telah berpulang lebih dulu akan menyaksikan kehidupan di dunia.

Ngeri-ngeri sedep tapi ngena juga nih, filosofi permainan seru yang satu ini.

  Nahhh, itu dia filosofi dari beberapa kaulinan tradisional yang sering kita mainkan waktu kecil. Filosofi-filosofi yang ada itu ngajarin kita bahwa di setiap budaya  pasti ada suatu pelajaran yang bisa kita ambil di dalamnya. Semoga bermanfaat yaaa, sampai bertemu di PALAZine berikutnya!

Penulis: Salsabila Putri & Radinal Hakam

Editor: Andang Maulana Syamsuri

Sumber :

https://solotrust.com/read/22381/Engklek-Sejarah-dan-Makna-Filosofis-yang-Terkandung-di-Dalamnya

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/09/13/engklek-permainan-masa-kecil-yang-sudah-jarang-ditemui

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/05/15/filosofi-hidup-dari-permainan-tradisional-congklak

https://bobo.grid.id/read/082251865/filosofi-permainan-tradisional-dan-contoh-permainan-tradisional-yang-melatih-kerja-sama-dan-juga-sabar

https://voi.id/bernas/9359/romantisme-permainan-tradisional-anak-anak-yang-sarat-filosofi

https://www.yukepo.com/hiburan/indonesiaku/terlihat-sederhana-ternyata-filosofi-permainan-tradisional-indonesia-tidak-sesederhana-itu/

Leave a Reply